Translate

Minggu, 23 November 2014



Belajar, kenapa mesti takut......

Teringat ketika seorang teman datang ke SAC, melihat halaman sekolah yang luas, banyak pohon,rumput yang di beberapa tempat cukup tinggi, dibagian belakang sekolah deretan pohon dan semak-semak, ditambah bekas hujan pula...komentar yang terlontar, wah nanti baju anakku pasti kotor terus...gimana nanti kalau ada ular !!!! dll st..
Dan benar...saya mengalaminya..ketika hari hujan deras..kemudian berangsur menjadi rintik rintik..hampir sejam lebih dari jam pulang sekolah..si kecil pulang dengan wajah berbinar dan tentu saja baju basah kuyub dan sisa lumpur dimana-mana...”Aku habis main hujan-hujanan mahh...!!! “teriaknya

.

Atau ketika pulang camping, baju ganti nya yang basah tapi herannya tanpa lumpur..padahal malam sebelumnya hujan besar,dan  dari foto yang dikirim guru..kegiatannya lengkap..merayap..mendaki 
 dengan tali...


Dan ketika saya tanyakan, dengan santai  dijawab..”kan  disuruh pak guru berendam dulu di sungai..biar lumpurnya hilang..”
Sesuatu yang simpel..sederhana.. kotor ?  jangan khawatir banyak sabun cuci yang semakin pintar membersihkan kotoran ( bahkan ada yang katanya bisa mencuci sendiri lohhh..hehehe)

Kenapa hal kecil, yang kita sebagai orang tua sering kali kita ributkan dahulu?..padahal dibandingkan ilmu dan kebahagiaan yang diperoleh  anak –anak kita, rasanya hal itu tidak sebanding.
Takut anak sakit? Alhamdulillah..dengan hampir setiap hari bermain di bawah matahari pagi..berlari di halaman sekolah, memanjat pohon..sampai pulang pun ,rambut si kecil masih berbau harum matahari..justru membuat daya tahan tubuhnya  semakin meningkat..jarang sakit.


 







Takut Ular? Saya jadi membayangkan, bagaimana reaksi teman saya tadi, bila mengalami kejadian seperti saya,
Suatu hari, si kecil pulang sekolah..langsung cerita..”Tadi ada ular di sekolah Mah..ditangkap sama pak guru, di masukkan ke karung..warnanya bagus deh...kayak batik (hadeuhh... ingat moifnya pula)
Kata pak Guru, ularnya berbisa..karena kepalanya agak lancip, makanya kita tidak boleh dekat-dekat”
“Trus, ularnya di apain?” kata saya dengan khawatir....” di bawa jauh di belakang sekolah..dilepas lagi
Atau baru- baru ini , pulang sekolah..ada cerita lagi..” tadi ada ular hijau di pohon mah..tapi tidak beracun..karena kepalanya nggak lancip”
Melihat cara sikecil yang bercerita dengan antusias dan mata yang lagi-lagi berbinar,kekhawatiran sayapun berubah, jadi rasa syukur..tanpa disuruh dia sudah dalam tahap belajar mengamati dan membedakan.


Daaannn....Tarrrrraaaa...tgl  20 november 2014 kemarin , SAC justru mengundang Ularrr ..datang ke sekolah.
Dalam rangka pembelajaran kelas 2 ,tema Animal, diadakan acara mini zoo dan mengundang komunitas pecinta hewan  Reptil.
Selain hewan yang di bawa anak-anak..perhatian pun kemudian terarah ke hewan- hewan yang di bawa komunitas tersebut.
Ada yang membawa berang-berang, musang, sugar glidder..dan pastinya beberapa jenis ular.
Dimulai dari wajah- wajah ketakutan yang di tampakkan anak-anak, dimulai lah sesi penjelasan mengenai  seluk beluk ular, kemudian penjelasan tentang hewan yang lain.  Ketakutan itu pun berubah menjadi rasa ingin tahu.....mengamati..
Pada akhirnya , keberanian itu pun muncul...mulai ada yang memegang ..mengangkat..berlanjut..mulai ada yang berani mengalungkan ular di pundaknya...wah hebaat..
Itu semua di bimbing oleh kakak-kakak komunitas pecinta reptil tersebut..anak2 di ajari tentang cara memperlakukan ular dengan benar untuk keamanan.
Barangkali ada yang ber tanya, apa sih perlunya belajar tentang binatang, apa hebatnya menggendong ular?..toh..ngga sering juga harus menghadapi hal-hal  seperti itu....
Yuk marii..bongkar-bongkar..apa saja sih yang sebenarnya dilatih dari kegiatan seperti diatas?
Pertama, tentu saja belajar tentang hewan, kehidupannya,  makanannya, jenisnya, cara memelihara, bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan..dan lain-lain. Belajarnya secara langsung loh..mengamati, memegang, tanya jawab..jadi nggak ‘text book’ saja.
Kedua, belajar untuk tidak panik menghadapi sesuatu walaupun tetap menghadapinya dengan hati-hati. Contohnya ya tadi, ketemu ular di pohon..juga tidak perlu ‘ lebay’ hehehe...
Ketiga, mengalahkan rasa takut dalam diri sendiri yang sebenarnya tercipta dari bayangan yang dibuat sendiri. Anak-anak yang tadinya ketakutan ..dengan pengetahuan yang diperolehnya..akhirnya berani untuk  memegang bahkan menggendong ular.
Keempat, diharapkan siswa lebih tertarik terhadaap hewan,sehingga nanti disarankan untuk mempunyai hewan peliharaan..untuk melatih anak bertanggung jawab. Pastinya karena memelihara hewan, harus dirawat, diberi makan dll.
Terakhir, seperti saya.... .yang selama ini di benak saya tertanam ,ular itu binatang yang menyeramkan..bahkan melihat gambarnya pun, buat saya suatu yang menakutkan.  Baru di acara mini zoo kemarin ,berani menyentuh seekor ular. Orang tua pun perlu belajar...
Satu hal yang saya pelajari sebagai orang tua, tidak seharusnya kita mewariskan ketakutan- ketakutan kita..kepada anak- anak. Biarkan mereka belajar dan berani menghadapi  tantangan di depannya.(by:Triana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar