Translate

Minggu, 23 November 2014

Sekolah Kauniyah dan Qauliyah


Ada yang menarik dari sekolah yang saat ini didalamnyaanak-anakku belajar.
Kedua anakku ini setiap sekolah hanya membawa satu bukutulis, tak memakai seragam, tak ada kursi bahkan meja dikelasnya.

Tak ada jendela (karena memang semua terbuka), tak ada keramik kinclong atau kaca yang jernih.
Didalam tasnya yang kadang menyembul besar dan seringkali memenuhi angkot atau ojek yang mereka naiki, hanya ada bekal air minum, makanan kecil dan pakaian ganti serta buku tilawah dan juz amma.
Jam belajar sekolah ini juga unik karena selama hampir 7 jambersekolah, nyaris hanya 2 jam mereka berdiam dikelas, sisanya mereka berlari,memanjat,berenang,bergulat, memanjat dll.

Dan pada akhirnya, sekolah ini dianggap nyeleh, aneh bin gak umum.
Malah ada yang spontan nulis dan berkomentar ini sekolah adalah sekolah anak berkebutuhan khusus.
Tapi saya sebagai orang tua kedua anak ini justru bangga dengan cap dan sebutan itu.
Kenapa saya bangga? Ya karena sekolah ini aneh, nyeleh dangak umum itu tadi.

Alasan kebanggaan ini kuat tertanam bukanlah karena kondisi sekolahnya, atau fasilitasnya.
Alasan kebanggaan ini muncul karena metode yang dirancang sedemikian rupa sejalan dengan ajaran fitrah penciptaan manusia.
Esensi pembelajaran disekolah ini menitik beratkan pada ilmu dan laku, paham lalu bisa, jika perlu ilham yang turun dari pencipta untukmembuat anak paham.


Jika disekolah yang ada umumnya anak dididik untuk tahu sesuatu melalui belajar sesuatu.
Proses belajar yang terjadi berasal dan didorong dari luar dan hanya sedikit yang muncul dan didorong dari dalam
Tapi Sekolah ini justru tidak menerapkan hal itu, anehkan?

Anak disekolah ini memang ada beberapa yang “tercap” sebagaianak “ berkebutuhan khusus”
Dan menurut saya istilah ini harusnya disematkan disemua anak, bukan hanya pada satu anak yang memiliki kecenderungan tertarik terhadap danfokus pada sesuatu hal .
Setiap anak memiliki dimensi mental, emosi, fisik ,psikologis dan spiritual yang berbeda-beda.
Ndak mungkin kan, setiap anak punya tinggi badan atau berat atau bentuk muka atau cara jalan yang sama?
Nah , kalo memang ndak sama berarti memang khusus dong dalam setiap kebutuhannya?
Ini yang gagal dipahami oleh pemangku pendidikan belakangan ini.

Tapi disekolah ini, setiap anak diperlakukan khusus, karena memang mereka masing-masing punya kekhususan.

Yang lebih menarik lagi sekolah ini memanfaatkan media alam untuk mengalami lalu mempelajari.
Perhatikan Mengalami dulu , melihat dulu, memegang dulu baru mengambil data, membaca, menyelidiki, lalu menyimpulkan.
Persis konsepnya  Belajar Kauniyah sebagaimana dawuh Gusti Allah kepada Kanjeng Nabi Muhammad dalam Surat QS. Al-‘Alaq:1-5.
Bacalah (ya Muhammad) dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan,Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan alam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
Nah makin aneh to ?

Lebih aneh lagi, dari pengalaman para guru dan komentar orang tua. Setiap anak yang masuk sekolah ini seperti mendapat wangsit atau ilham untuk melakukan perubahan dalam dirinya.
Meraka berubah secara perlahan secara mandiri
Catatan yang lebih menarik lagi, semua dilakukan tanpa paksaan dan kekerasan.
Ingat keras dan tegas adalah dua hal yang berbeda, karenaseringkali banyak orang tua yang menyamakan keduanya.
Kembali kepada kondisi anak-anak tadi seolah mereka mendapat petunjuk, tuntunan arahan dan panggilan dari dalam.
Ini kah aneh ?
Dan bagi saya keanehan inilah yang saya sebut ilham atau ide aha.....
Dan inilah yang dilakukan para guru disekolah ini
membiarkan anak mendapat ilham
Nah lak makin aneh to? atau malah gila anak sekolah kok dapat ilham
Setelah saya bertanya pada para guru-guru tasawuf dibeberapa daerah inilah yang mereka sebut sebagai ilmu qauliyah
Ndak belajar tapi tahu sendiri....

Untuk apa sih saya share hal ini?
Untuk cari nama? Ah ndakkk...nama sekolah ini juga kalo dicari malah ada yang mirip jadi banyak yang mungkin malah nyasar
Untuk cari sponsor ? Ah ndak....bahkan dalam kegiatan yang dilakukan anak dilatih untuk menghasilkan ide yang menghasilkan....

Saya share karena saya ingin memberikan pemahaman pada diri saya sendiri bahwa belajar itu bisa dari apa saja , tapi dawuh Gusti Allah jelas terpampang mengenai qauliyah dan kauniyah adalah jelas belajar sejati dalam hidup
Saya share karena saya kasihan dengan anak-anak yang punya fitrah qauliyah dan kauniyah besar, tak menyadari potensi itu
Saya Share karena saya juga orang tua yang dititipi GustiAllah dan miris kedua potensi besar ini ndak dialami anak –anak kita bahkan ndak disadari oleh kita

Dah pokoknya tulisan ini ndak bermaksud apa-apa
Bahasanyapun ngawur, karena memang saya suka ngawur karena ngawurlah yangmembuat saya belajar jadi ndak ngawur lagi alias qauniyah dan kauliyahnya juga jalan dan saya alami

Terimakasih sudah mau membaca, dan semakin anda baca, sayayakin tulisan ini semakin mematik minat anda untuk mengulang dan mengulanginya lagi, apalagi kalo ndak ngerti-ngerti... ya to

Silakhkan hubungi sekolah ini aja ya kalo mau lebih jelas

(By : Ardi Bangunjiwo)
Share by: Desy Elvera( Mama Eca}


Saya jamin bu, anak ibu lulus TK di sini TIDAK AKAN bisa membaca"
Begitulah statement Kepsek salah satu sekolah kala kami wawancara. Oke deal! Saat itu juga kami memutuskan memindahkan anak pertama kami ke sekolah tsb
Loh kok?! Nyeleneh ya?! Bisa jadi. Namun bagi kami, ini bukan sekedar nyeleneh atau gak nyeleneh. Bukan sekedar menjadi mainstream atau bahkan kebalikkannya anti-mainstream. Keputusan memasukkan TIDAK MENGAJARKAN MEMBACA menjadi salah satu indikator adalah melalui diskusi, pengalaman dan pengamatan yang panjang. Sehingga kriteria ini kami masukkan ke dalam top5 indikator sekolah idaman untuk anak2 kami.
Sebenarnya bukan tidak mengajarkan membacanya yg terpenting, akan tetapi 'janji' ini seolah makin menegaskan bahwa sekolah tsb menghargai anak2 sbg manusia yg bertumbuh-kembang melalui proses, tahap, dan runutan. Bukan melalui lompatan2 dan akselerasi. Hal ini juga mengukuhkan bahwa sekolah ini membangun manusia secara komprehensif dan utuh. Komprehensif dalam sisi spiritual, emosional, dan intelektul. Utuh dalam cipta, rasa, dan karsa. Bukan sekolah yg sekedar menekankan pada capaian kognitif semata, namun juga motorik dan afektif sebagai satu kesatuan. Dan ketika kami dan pihak sekolah satu visi untuk hal ini, maka rasanya untuk hal2 lain akan lbh mudah dikompromikan. InsyaAllah.
Waktu berjalan. Sesuai janjinya, tahun ketiga anak kami belajar di sekolah itu, ternyata benar! anak kami masih blm bs membaca sama sekali. Bahkan otak kanannya kadang msh sulit membedakan antara huruf "d" "b" dan "p". Menurut hasil assesment, anak kami adalah termasuk 3 murid yg blm bs membaca dari populasi 20 murid. Jangan ditanya berapa kali kami menghadapi pertanyaan "kelas berapa? Sdh pinter baca blm?" Karena jawabannya persis seperti jingle iklan wafer, ratusan! Yup ratusan kali hihihi. Alhamdulillah, baik kami maupun guru2 di sekolahnya woles bin selow saja untuk urusan ini. Saat saya tanya kpd wali kelasnya, kapan kira2 anak kami akan 'serius' diajarkan membaca, jawabnya "mulai semester depan LAH, bun..." Dan LAH di sini bs berkonotasi ganda, bs semester depan beneran, tapi bs juga semester depan depan depannya lagi hahaha. Dan kata2 bu guru itu menjadi penegasan bagi kami bahwa "Well! We are still on the track". Ojo kemrungsung, ojo kesusu. Tak ada kata lebih cepat, tak ada kata terlambat. Biarkan semuanya berjalan alamiah dan bersahabat
Lalu, waktu itu pun tiba. Waktu dimana anak ini tampak sangat 'mendesak' dan 'memaksa' untuk diajarkan membaca. "Aku mau bisa baca buku sendiri" "aku mau sms bunda" dan banyak alasan lainnya. Dan sepekan terakhir ini 'pertahanan' kami pun luluh lantak. Akhirnya officially kami memasukkan jadwal belajar membaca dlm rangkaian rutinitas prime time malam hari. Sebelumnya, dia sdh terlebih dahulu secara mandiri belajar mengenal huruf dan menulis kata2 seperti "Echa, Ghazan, Ayah, Bunda, princess, frozen, dll". Tp asumsi kami, dia hanya mengenal deratan huruf2 tsb sebagai simbol, seperti halnya dahulu kala org menulis pesan melalui simbol hieroglif. Sedangkan konsep susunan abjad sebagai garis2 yg membentuk makna dan bahasa sendiri, bagian yg ini kami rasa masih nol.
Setelah mempelajari dan membandingkan teknik pembelajaran, akhirnya kami memutuskan menggunakan metode membaca suku kata tanpa mengeja. Dimulai dgn mengenalkan huruf vocal, kemudian kombinasi konsonan dan vocal. BA, BI, BU BE, BO, dst dst. Mencengangkan! Ternyata hanya butuh satu malam untuk dia bisa menguasai bbrp suku kata. Dan yg lebih mengejutkan lagi, hal pertama yg diprotes adalah bahwa selama ini penulisan abjad untuk nama panggilannya adalah salah besar. Hooo?!! Seharusnya ECA, gak pake H seperti yg lazim selama ini, E C H A (klo yg ini dibacanya pakai H aspiratif yg medok yah, awas gerimis hihi). Baiklah! Jadi mulai sekarang Eca tanpa H yaaa Nak. Hikmahnya adalah bahwa dgn protesnya ini berarti konsep membaca telah direkam dan difahami secara baik.
Surprise2 lain kami temui saat mendampinginya membaca bbrp hari ini, salah satunya kemudahan2 yg kami dapati. Meskipun kami yakin seyakin2nya bahwa suatu hari anak kami pasti bs membaca (termasuk anak2 yg lain) jika sudah tiba waktunya, tapi kami tidak pernah membayangkan akan semudah ini prosesnya. Termasuk saat mengenalkan akhiran ter, per, kan, -ng. Tidak ada kendala yg berarti. Mulussss. Bukan! Bukan karena kecerdasan. Dan tidak ada kaitannya sama sekali dgn kejeniusan. Inilah yg kami maknai sebagai 'kesiapan belajar'. Manakala pendidik telah menyiapkan wadah yg kokoh, maka wadah tsb akan dengan mudah untuk diisi apa saja. Seperti sebuah gelas yg telah ditempa menjadi kuat, maka gelas tsb akan siap diisi oleh air dingin bahkan panas sekali pun. Atas semua itu, kami ucapkan Jazakumullah khairan katsiran Bapak/Ibu Guru atas kerjasamanya
Foto di bawah adalah surat untuk teman2 sekolah yg dia tulis jumat lalu. Lucu sekali melihat bagaimana dia menuliskan Echa menjadi ECA, cendekia menjadi CEDIKIYA, dan Chelsea (nama temannya) menjadi CELSI hahaha (maaf mak). Atau saat dia menulis uang menjadi UWANG. Hahaha tidak apa2 sayang. Ayah Bunda tidak akan protes kok. Alon2 asal klakon yaaa nak. Sekali lagi, ojo kemrungsung, ojo kesusu. Tak ada kata lebih cepat, tak ada kata terlambat. Biarkan semuanya berjalan alamiah dan bersahabat... Percayalah! Semua akan indah pada waktunya
~Cinta Bunda Selangit Seangkasa~



Belajar, kenapa mesti takut......

Teringat ketika seorang teman datang ke SAC, melihat halaman sekolah yang luas, banyak pohon,rumput yang di beberapa tempat cukup tinggi, dibagian belakang sekolah deretan pohon dan semak-semak, ditambah bekas hujan pula...komentar yang terlontar, wah nanti baju anakku pasti kotor terus...gimana nanti kalau ada ular !!!! dll st..
Dan benar...saya mengalaminya..ketika hari hujan deras..kemudian berangsur menjadi rintik rintik..hampir sejam lebih dari jam pulang sekolah..si kecil pulang dengan wajah berbinar dan tentu saja baju basah kuyub dan sisa lumpur dimana-mana...”Aku habis main hujan-hujanan mahh...!!! “teriaknya

.

Atau ketika pulang camping, baju ganti nya yang basah tapi herannya tanpa lumpur..padahal malam sebelumnya hujan besar,dan  dari foto yang dikirim guru..kegiatannya lengkap..merayap..mendaki 
 dengan tali...


Dan ketika saya tanyakan, dengan santai  dijawab..”kan  disuruh pak guru berendam dulu di sungai..biar lumpurnya hilang..”
Sesuatu yang simpel..sederhana.. kotor ?  jangan khawatir banyak sabun cuci yang semakin pintar membersihkan kotoran ( bahkan ada yang katanya bisa mencuci sendiri lohhh..hehehe)

Kenapa hal kecil, yang kita sebagai orang tua sering kali kita ributkan dahulu?..padahal dibandingkan ilmu dan kebahagiaan yang diperoleh  anak –anak kita, rasanya hal itu tidak sebanding.
Takut anak sakit? Alhamdulillah..dengan hampir setiap hari bermain di bawah matahari pagi..berlari di halaman sekolah, memanjat pohon..sampai pulang pun ,rambut si kecil masih berbau harum matahari..justru membuat daya tahan tubuhnya  semakin meningkat..jarang sakit.


 







Takut Ular? Saya jadi membayangkan, bagaimana reaksi teman saya tadi, bila mengalami kejadian seperti saya,
Suatu hari, si kecil pulang sekolah..langsung cerita..”Tadi ada ular di sekolah Mah..ditangkap sama pak guru, di masukkan ke karung..warnanya bagus deh...kayak batik (hadeuhh... ingat moifnya pula)
Kata pak Guru, ularnya berbisa..karena kepalanya agak lancip, makanya kita tidak boleh dekat-dekat”
“Trus, ularnya di apain?” kata saya dengan khawatir....” di bawa jauh di belakang sekolah..dilepas lagi
Atau baru- baru ini , pulang sekolah..ada cerita lagi..” tadi ada ular hijau di pohon mah..tapi tidak beracun..karena kepalanya nggak lancip”
Melihat cara sikecil yang bercerita dengan antusias dan mata yang lagi-lagi berbinar,kekhawatiran sayapun berubah, jadi rasa syukur..tanpa disuruh dia sudah dalam tahap belajar mengamati dan membedakan.


Daaannn....Tarrrrraaaa...tgl  20 november 2014 kemarin , SAC justru mengundang Ularrr ..datang ke sekolah.
Dalam rangka pembelajaran kelas 2 ,tema Animal, diadakan acara mini zoo dan mengundang komunitas pecinta hewan  Reptil.
Selain hewan yang di bawa anak-anak..perhatian pun kemudian terarah ke hewan- hewan yang di bawa komunitas tersebut.
Ada yang membawa berang-berang, musang, sugar glidder..dan pastinya beberapa jenis ular.
Dimulai dari wajah- wajah ketakutan yang di tampakkan anak-anak, dimulai lah sesi penjelasan mengenai  seluk beluk ular, kemudian penjelasan tentang hewan yang lain.  Ketakutan itu pun berubah menjadi rasa ingin tahu.....mengamati..
Pada akhirnya , keberanian itu pun muncul...mulai ada yang memegang ..mengangkat..berlanjut..mulai ada yang berani mengalungkan ular di pundaknya...wah hebaat..
Itu semua di bimbing oleh kakak-kakak komunitas pecinta reptil tersebut..anak2 di ajari tentang cara memperlakukan ular dengan benar untuk keamanan.
Barangkali ada yang ber tanya, apa sih perlunya belajar tentang binatang, apa hebatnya menggendong ular?..toh..ngga sering juga harus menghadapi hal-hal  seperti itu....
Yuk marii..bongkar-bongkar..apa saja sih yang sebenarnya dilatih dari kegiatan seperti diatas?
Pertama, tentu saja belajar tentang hewan, kehidupannya,  makanannya, jenisnya, cara memelihara, bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan..dan lain-lain. Belajarnya secara langsung loh..mengamati, memegang, tanya jawab..jadi nggak ‘text book’ saja.
Kedua, belajar untuk tidak panik menghadapi sesuatu walaupun tetap menghadapinya dengan hati-hati. Contohnya ya tadi, ketemu ular di pohon..juga tidak perlu ‘ lebay’ hehehe...
Ketiga, mengalahkan rasa takut dalam diri sendiri yang sebenarnya tercipta dari bayangan yang dibuat sendiri. Anak-anak yang tadinya ketakutan ..dengan pengetahuan yang diperolehnya..akhirnya berani untuk  memegang bahkan menggendong ular.
Keempat, diharapkan siswa lebih tertarik terhadaap hewan,sehingga nanti disarankan untuk mempunyai hewan peliharaan..untuk melatih anak bertanggung jawab. Pastinya karena memelihara hewan, harus dirawat, diberi makan dll.
Terakhir, seperti saya.... .yang selama ini di benak saya tertanam ,ular itu binatang yang menyeramkan..bahkan melihat gambarnya pun, buat saya suatu yang menakutkan.  Baru di acara mini zoo kemarin ,berani menyentuh seekor ular. Orang tua pun perlu belajar...
Satu hal yang saya pelajari sebagai orang tua, tidak seharusnya kita mewariskan ketakutan- ketakutan kita..kepada anak- anak. Biarkan mereka belajar dan berani menghadapi  tantangan di depannya.(by:Triana)

Minggu, 19 Januari 2014

Pendaftaran Murid Baru 2014/2015

Assalamu'alaikum wr w
Bagi orang tua yang mencari pendidikan untuk buah hatinya,  yang ramah terhadap anak dan menyesuaikan kurikulum berdasarkan tumbuh kembang anak;
Alhamdulillahtelah dibuka pendaftaran tahun ke-3 untuk Kelompok Bermain/TK dan SD di Sekolah Alam Cendekia bogor.
sekolah Alam Cendekia berbasis pembelajaranalam dengan kurikulum Akhlaq, Leadership dengan outbond dan Thinking Skill.
Kegiatannya antara lain:
-Morning Talk
-Bussiness Day
- Camping Day
- Outbond/Renang/Fun Games
-Pembelajaran tematik,
dan banyak lagi.
Silakan berkunjung ke SACdi hari kerja di
Jl. Cifor Cilubang Tonggoh Rt 02/10. 1 Km dari Terminal Bubulak ke arah Cifor
Bogor Barat
CP: Abdul Rachman Hp/Wa : 0815.1921.5573

PENTAS CINTA RASUL





Untuk memperingati  Maulid Nabi Muhammad saw,hari Senin(13/12/2014) Sekolah Alam Cendekia mengadakan pentas pentas siswa dengan tema Cinta Rasul.
Acara ini dimaksudkan  menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah, menciptakan memori/ kenangan tentang  Maulid disaat siswa telah dewasa nantinya.
Para siswa ditanamkan bahwa; Hanya yang mencintai Rasul yang akan mengikuti Rasul ke Surga.  Mencintai Rasul berarti mengikuti perintahnya dan menjauhi yang dilarangnya.

Pak Adit (guru) juga menekankan pentingnya ber shalawat,dengan mengutip hadist “ Barang siapa yang bershalawat kepadaku 1kali,  Allah akan membalasnya 10 kali”





Acara diisi dengan gerak daan lagu siswa Tk, penampilan puisi cinta Rasul oleh kelas 1, shalawat oleh kelas   2 dan 3. Disetiap pergantian penampilan, diselingi dengan kuis mengenai peristiwa disekitar kelahiran Nabi Muhammad saw…….wahhh semua murid antusias menjawab karena ada hadiahnya lohhh…

Acara terakhir yang paling seru….. nih adalah penampilan drama oleh guru guru. Cerita drama tentang penyerangan Raja Abrahah ke Ka’bah yang terjadi sebelum Kelahiran Nabi Muhammad saw.
Seru dan lucu….soalnya diselingi dialog kocak..dan juga celetukan dari siswa…yang membuat ramai.


Drama di akhiri dengan pembacaan surat Al Fiil yang merupakan inti dari penampilan drama tadi.

Senin, 13 Januari 2014

Rapat Kerja Guru SAC




Pada libur semesteran, Guru-guru Sekolah Alam cendekia mengadakan Rapat Kerja (Raker). Raker diadakan di daerah Tenjolaya Tapos selama 2 hari satu malam, tepatnya tanggal 26-27 Desember 2013.








Raker membahas tentangbedah kurkulum bahasa Indonesia,matematika dan Ipa SAC, Annual Program dan juga penyambutan siswa baru.
Raker juga diisi dengan pelatihan 8 standar pendidikan nasional dan kurikulum Thinking Skill oleh Kepala  Sekolah SAC, Bapak Abdul Rachman.

Jumat, 27 Desember 2013

Openhouse Sekolah Alam Cendekia Bogor

OPEN HOUSE  SEKOLAH ALAM CENDEKIA BOGOR
Di pertengahan bulan desember, tepatnya tanggal 15 Desember 2013  minggu pagi, merupakan saat yang dipilih SEKOLAH ALAM CENDEKIA (SAC) BOGOR untuk menyelenggarakan Open House (OH).  Open House kali ini adalah  yang ke-3 kalinya diselenggarakan. Pada Open House kali ini pesertanya cukup membludak lho….
Open House SAC Bogor kali ini  dirangkaikan dengan acara talk show dengan pembicara Bapak Teguh Imam Perdana, MIP  bertemakan ‘Pendidikan Karakter  Komperehensif di Sekolah Alam’  dan Bapak Abdul Rachman, S.TP yang merupakan Kepala Sekolah dan sekaligus pengagas SAC Bogor. Di sini kedua pembicara membagi ilmu dan pengalaman mereka selama menjadi orangtua yang menyekolahkan anaknya di sekolah alam.
Open House bertujuan untuk mensosialisasikan program dan idealisme SAC Bogor untuk menjadi sekolah yang mampu mendidik siswa  didik untuk dapat tumbuh dan berkembang secara baik, hal ini dilakukan  dengan senantiasa membina potensi yang telah ada pada siswa didik.  Sosialisasi program  disampaikan   juga  dalam bentuk display dan kegiatan yang dilakukan siswa SAC Bogor.  Display yang ditampilkan antara lain Galery  Indonesian Culture dengan Anjungan Sunda,  Galery Science Fair, Galery Mini Zoo, Stand Market Day, arena Out Bound, dan  puncaknya adalah menunggang kuda. Pokoknya seru deh….


 Walaupun tidak semua kegiatan di SAC Bogor ditampilkan , display kegiatan tersebut cukup member gambaran kepada calon orangtua murid kegiatan yang diselenggarakan di SAC Bogor.  Stand Market Day merupakan ajang  membentuk jiwa entrepreuner anak cukup banyak dikunjungi peserta yang ingin mencicip masakan yang di siapkan oleh anak-anak SAC Bogor.  Antusias anak-anak terlihat di arena  outbound, dikarenakan anak-anak boleh mencoba landing net outbound tersebut, beragam ekspresi anak terlihat di sana,  Berkuda pun menjadi saat yang sangat dinanti. 


Walaupun masih seumur jagung,  kekompakan orangtua murid di SAC Bogor patut di acungkan jempol lho…Kerjasama dan dukungan orangtua pada setiap program kegiatan sekolah merupakan  penunjang keberhasilan penyelengaraan pendidikan di SAC Bogor.  Salah satu bukti kerjasama tersebut pada kegiatan Open House  tahun ini, dimana hampir seluruh orangtua siswa berpartisipasi sehingga Open House kali ini terbilang sukses. Alhamdulillah
  Bila masih ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang SAC Bogor, silahkan   berkunjung ke Sekolah Alam Cendekia Bogor yang beralamat di Jalan Cifor, Cibulang RT 01 RW 10 Kelurahan Situ Gede, Bogor Barat (+/- 1 km dari terminal Bubulak).   Pendaftaran siswa baru sudah di buka lho…ditunggu ya kedatangannya…!!!